REPUBLIKA.CO.ID,
JAKARTA -- Dua hari setelah Aksi Bela Islam III di Lapangan Monas pada Jumat
(2/12), Ketua Dewan Penasihat Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF) Habib
Muhammad Rizieq Syihab menyampaikan evaluasi aksi.
Pertama,
walau aksi ABI III telah digembosi dengan berbagai cara, dengan bantuan Allah
SWT, peserta aksi yang hadir berlipat ganda dibanding aksi sebelumnya. Semua
itu adalah pertolongan Allah SWT.
Kedua, saat
terjadi penggembosan termasuk melalui perusahaan transportasi, Allah SWT
menggerakkan hati hamba-hamba-Nya dari Ciamis untuk berjalan kaki ke Jakarta.
Sepanjang jalan, mereka disambut masyarakat dengan air mata haru, makanan, dan
aneka bantuan.
"Ini
pertolongan Allah SWT. Ini memengaruhi spikilogis umat Islam lain. Dari
Bandung, Bogor, Depok ikut jalan kaki. Umat Islam Jakarta pun jalan kaki.
Bahkan, ibu-ibu bersedia jalan kaki ke Monas. Tidak ada kekuatan yang mampu
gembosi kekuatan Allah SWT," tutur Habib Rizieq dalam evaluasi Aksi Bela
Islam III di Markaz Syariah, Petamburan yang disiarkan kanal //streaming//
Habib Muhammadi Rizieq, Ahad (4/12).
Selain itu,
diperkirakan peserta Aksi Bela Islam II pada 4 November dihadiri 3,2 juta
orang. Menggunakan GoogleMap, jumlah peserta Aksi Bela Islam III perkiraan dua
kali lipatnya.
Menggunakan
data pengguna KRL, pada 4 November pengguna KRL meningkat empat kali menjadi
tiga juta orang dimana 2,250 juta orang adalah peserta aksi. Itu belum yang
menggunakan bus, kendaraan pribadi, taksi, motor dan lain-lain.
"Hitungan
itu logis dan ilmiah. Aksi Bela Islam III itu lebih dari dua kali lipat Aksi
Bela Islam II dan diprediksi pesertanya mencapai 7,5 juta orang," kata
Habib Rizieq.
Dia
mengatakan, tidak ada seorang habib, kiyai, ulama, ormas, atau parpol manapun
yang bisa mengsumpulkan orang sebanyak itu untuk satu tujuan. "Itu semua
pertolongan Allah SWT," ujarnya.
Habib
Rizieq juga menyampaikan, semua keindahan yang terlihat di Aksi Bela Islam I
dan II, persatuan dan kebersamaan umat Islam, pada Aksi Bela Islam III terlihat
lebih jelas dan nyata. Pada Aksi Bela Islam II, indahnya persaudaraan hanya
pada lokasi aksi, tapi kali ini persaudaraan ini tidak hanya dilokasi aksi.
"Seperti
yang saya katakan bagaimana warga sepanjang jalan membantu saudara-saudara dari
Ciamis yang berjalan kaki. Artinya, sentuhan itu, masuk ke kampung-kampung. Ini
menunjukkan nuansa kebersamaan umat lslam lebih nyata dan benderang,"
ungkap Habib Rizieq.
Dikatakannya,
aksi yang semula dilarang di Bundaran HI dan harus di Monas, akhirnya justru
tetap menjangkau Bundaran HI. Shaf paling belakang di Timur bahkan berujung di
sekitar Pasar Senen dekat Cempaka Putih.
Aksi Bela
Islam III yang semula diprotes, ditolak, dan digembosi aparat akhirnya malah
dibantu aparat. "Allah SWT yang bisa membolak-balikan hati," kata
Habib Rizieq yang disambut takbir hadirin.
Tak hanya
itu, lanjut Habib Rizieq, sampai Kamis (1/12), petinggi negara bahkan MUI
membujuk Presiden RI untuk shalat Jumat bersama di Monas, tapi Presiden tidak
mau. Sampai Jumat pagi pun, Presiden masih tidak mau hadir dan menghilang dari
istana. Tapi jam 10.00 WIB, Presiden kembali ke istana, mengumpulkan beberapa
menteri dan menggelar rapat. Di sana, sebagian menteri dan intelejen bilang
tidak usah ikut ke Monas, sementara Wapres memberi pandangan harus hadir.
Habib
Rizieq bertasbih dan mengaku, tidak tahu presiden akan hadir. Yang ia tahu,
hanya khatib Jumat saat itu adalah Kiyai Ma'ruf Amin. Sampai menjelang Jumat,
ia dibisiki, jika Kiyai Ma'ruf berhalangan hadir dan wakilnya Ustaz Yunahan
Ilyas pun berhalangan, maka Habib Rizieq yang menggantikan.
Setelah
adzan pertama dikumandangkan dan selesai shalat sunnah qobliyah, Habib Rizieq
baru mendapat kabar presiden akan datang. Presiden datang mendadak dan panitia
tidak diberitahu. Presiden pun datang tepat sebelum khutbah dimulai, jadi isi
khutbah bisa didengar Presiden.
"Tidak
ada rekayasa manusia, itu pertolongan Allah SWT. Padahal, sehari sebelumnya,
dan pagi harinya menolak. Akhirnya siangnya beliau pada posisi tidak menolak
lagi. Kalau Allah SWT menyuruh hadir, siapa yang bisa menolak kehendak Allah
SWT?," kata Habib Rizieq.
Dengan
pertolongan Allah SWT pula, sejak pagi hingga menjelang shalat Jumat, Allah SWT
memberi suasana dan angin sejuk sehingga semua jadi tertib. Mejelang shalat,
panitia sempat bingung bagaiman peserta akan wudhu dan berharap peserta tidak
batal wudhu sejak pagi.
Saat adzan
pertama, Allah SWT menjawab kebingungan itu dengan air dari langit dan peserta
tidak hanya bisa wudhu, tapi juga disegarkan badannya dengan air hujan sehingga
tidak mengantuk. Tidak ada peserta yang lari dari shaf dan marah karena hujan.
Begitu
masuk khutbah, hujan berhenti sehingga suasana kondusif. "Tidak bisa
manusia mengatur itu. Dengan begitu Aksi Bela Islam itu ditolong Allah SWT,
berkah," ungkap Habib Rizieq.
Jutaan
manusia hadir dan tidak ada kerusuhan, lanjut Habib Rizieq, ini bukan hanya
yang pertama bagi Indonesia, tapi bagi dunia. Jumat 2 Desember adalah Jumat
yang tertib karena satu tujuan.
Saat
shalat, imam berdiri ke arah kiblat. Polisi menutup jalan dari Patung Kuda
hingga Istana dan mungkin ada orang marah, tapi Habib Rizieq melihat Allah SWT
yang menutup. Sebab itulah batas agar peserta tetap di belakang imam. Begitu
melewati itu, peserta melewati imam dan shalat tidak sah. "Apa itu diatur
polisi? Apa iya polisi berpikir begitu? Allah SWT yang menolong," kata
dia.
Tujuh juta
orang lebih datang tanpa kekurangan air dan makan. Tidak ada yang tercecer
pulang, sampai pemerintah akhirnya menyediakan 300 bus. "Yang kita
evaluasi ini, jangan sampai banyaknya jumlah kita membuat kita sombong. Kita
harus tetap bersyukur. Allah SWT berjanji yang bersyukur akan Allah tambah
nikmatnya,'' ungkap Habib Rizieq.
Rep: Fuji
Pratiwi / Red: Agus Yulianto
Sumber : Grup WA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih telah singgah! Semoga kita segera berjumpa lagi. Saya memberi hormat atas dedikasi dan komitmen Anda untuk terus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Saya menantikan suatu waktu untuk dapat berjumpa dengan Anda suatu hari.